Sebagai non-native speaker bahasa Inggris, menulis karya ilmiah dalam bahasa tersebut merupakan tantangan tersendiri. Ketika menggunakan bahasa Inggris secara lisan dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita berpikir bahwa yang penting adalah berani berbicara dan pendengar dapat memahami melalui ekspresi wajah atau intonasi suara. Namun, bahasa tertulis berbeda dengan bahasa lisan. Tidak ada ekspresi wajah atau intonasi suara yang dapat mendukung kita dalam menyampaikan gagasan. Kesalahan penulisan atau tata bahasa dapat mengubah makna, terutama dalam tulisan formal seperti jurnal ilmiah yang tidak mengizinkan adanya ambiguitas.
Sebagai alternatif, seringkali kita menggunakan aplikasi atau situs penerjemah seperti Google Translate. Sayangnya, alat tersebut tetap hanya sebuah alat; ia hanya akan menerjemahkan sesuai dengan apa yang kita tulis. Meskipun fitur yang lebih canggih mungkin memberikan saran terjemahan berdasarkan konteks, hal itu tergantung pada input yang kita berikan. Jika kalimat yang kita masukkan memiliki kesalahan fatal, hasil terjemahannya akan menjadi tidak jelas. Pembaca akan kesulitan memahami ide-ide yang kita sampaikan.
Meskipun kita hanya memiliki pengetahuan dasar dalam bahasa Inggris, ada beberapa trik khusus yang dapat kita terapkan agar tulisan kita bisa dipahami dengan baik oleh pembaca. Ketika kita mempublikasikan karya kita di jurnal atau konferensi internasional, pembaca kita bukan hanya penutur bahasa Inggris (baik sebagai bahasa ibu atau bukan), tetapi juga mereka yang mengandalkan alat penerjemah untuk memahami bahasa Inggris.
Pertama-tama, pahami dan tuangkan gagasan kita ke dalam bahasa asli kita, yaitu bahasa Indonesia. Karena kita ingin menulis untuk jurnal atau konferensi internasional, gunakan bahasa formal dan baku.
Selanjutnya, kita dapat menguraikan ide-ide yang kita ambil dari berbagai sumber menggunakan bahasa kita sendiri. Selain untuk membuktikan bahwa kita benar-benar memahami apa yang kita tulis, ini juga membantu menghindari tingkat kesamaan yang tinggi dalam tulisan kita.
Periksa ejaan dan tata bahasa tulisan kita. Pastikan tidak ada kesalahan. Gunakan huruf kapital dan huruf kecil sesuai aturan; gunakan huruf kapital hanya di awal kalimat, nama diri, singkatan tertentu (tidak semua singkatan ditulis atau diawali dengan huruf kapital), dan merek yang secara resmi menggunakan penulisan tersebut.
Pastikan kalimat yang kita tulis lengkap: ada subjek, ada predikat. Jangan sampai ada “kalimat hantu”, yaitu kalimat yang tidak memiliki subjek atau predikat. Hindari juga menggunakan kata hubung seperti “tetapi”, “dan”, “atau”, “karena” (kecuali sebagai anak kalimat yang mengikuti induk kalimat), “sedangkan”, atau “sehingga” di awal kalimat.
Periksa juga tanda baca yang kita gunakan. Gunakan titik (bukan koma) untuk mengakhiri kalimat. Jangan pisahkan subjek dengan tanda koma, kecuali jika ada klausa kata sifat yang menjelaskan subjek tersebut (terlepas dari predikat).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, alat penerjemah yang terbaik hanya akan memberikan hasil yang baik jika tulisan yang kita masukkan sudah baik. Kesalahan ejaan atau urutan kata dapat memengaruhi algoritma alat penerjemah. Ini penting untuk menghindari salah pengertian terhadap makna tulisan kita.
Setelah itu, masukkan tulisan kita ke dalam alat penerjemah. Dalam hal ini, kita menggunakan Google Translate. Periksa kembali apakah ada kesalahan terjemahan pada kata-kata tertentu, terutama yang memiliki makna khusus dalam bidang yang kita bahas atau merupakan nama orang.
Untuk hasil yang lebih baik, masukkan satu paragraf saja pada satu waktu. Selain karena batasan jumlah karakter di Google Translate, ini juga akan memudahkan kita dalam proses selanjutnya.
Gunakan fitur pengecek ejaan dan tata bahasa untuk memperbaiki kesalahan ejaan dan tata bahasa yang telah diterjemahkan. Misalnya, gunakan situs, aplikasi, atau ekstensi pengecek ejaan seperti Grammarly. Jika kita telah menginstal ekstensi Grammarly di peramban kita, ekstensi tersebut akan menandai kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca langsung pada teks di Google Translate.
Terakhir, balikkan terjemahan ke bahasa Indonesia untuk memastikan bahwa Google menerjemahkan tulisan kita sesuai dengan yang diinginkan. Jika terjemahan balikan dalam bahasa Indonesia sudah tepat, selamat! Kita telah berhasil menerjemahkan naskah kita!